Waruga, Pemakaman Unik Zaman Megalitikum Suku Minahasa

 
Tradisi Waruga mulai digunakan oleh Suku Minahasa diperkirakan sejak abad ke IX. Waruga, penguburan jenazah dalam sebuah kotak batu berongga yang ditutup dengan batu berbentuk segitiga.

Sumber Foto: Cagarbudaya.kemdikbud

IPHEDIA.com - Suku Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), memiliki tradisi pemakaman yang unik dan berbeda dengan suku-suku lainnya di Indonesia.

Kalau masyarakat di Tanah Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki tradisi khas mengubur mayat di dalam tebing batu, masyarakat Suku Minahasa, Sulawesi Utara, ternyata sebelumnya pernah melakukan tradisi unik dalam hal penguburan jenazah.
 
Tradisi pemakaman ini dikenal dengan nama Waruga. Kata Waruga berasal dari 'waru' yang artinya 'rumah' dan juga dari kata 'ruga' yang berarti 'badan'. Dengan demikian, Waruga berarti rumah tempat badan yang akan kembali ke surga.

Tradisi Waruga mulai digunakan oleh Suku Minahasa diperkirakan sejak abad ke IX. Waruga, penguburan jenazah dalam sebuah kotak batu berongga yang ditutup dengan batu berbentuk segitiga. 

Posisi jenazah di dalam batu berbentuk seperti bayi dalam rahim, di mana tumit bersentuhan dengan bokong, dan mulut seolah mencium lutut. Masyarakat Minahasa percaya bahwa manusia meninggal dengan posisi yang sama ketika saat lahir ke dunia. 

Selain berposisi seperti bayi dalam rahim, jenazah juga ditempatkan menghadap ke arah utara yang menandakan nenek moyang Suku Minahasa berasal dari utara.

Tradisi Waruga mulai tidak lagi dilakukan sekitar tahun 1860 karena dilarang oleh Belanda. Pelarangan itu alasannya karena tengah mewabah pes, tipus dan kolera. Dikhawatirkan penyakit bisa menyebar melalui celah kotak Waruga.

Adapun mereka yang bisa dikubur dalam Waruga hanya orang-orang terpilih. Orang-orang berstatus sosial tinggi dikubur dalam Waruga pun digambarkan lewat ukiran yang ada di penutupnya.

Penutup yang diukir gambar beberapa orang menunjukkan yang dikubur adalah satu keluarga dan jika terdapat motif wanita beranak menunjukkan yang dikubur adalah dukun beranak, sedangkan gambar binatang menunjukkan yang dikubur dalam Waruga adalah pemburu. 

Jejak pemakaman zaman Megalitikum tersebut bisa kamu ditemui di Taman Purbakala Waruga Sawangan di Kabupaten Minahasa Utara.

Taman purbakala ini menjadi destinasi wisata sejarah favorit para pelancong baik dalam maupun luar negeri. Di komplek pemakaman ini ada sekitar 144 Waruga yang bisa ditemui. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top