Kerajaan Bali didirikan Sri Kesari Warmadewa (882-914 M) dari Dinasti Warmadewa. Sejak pertama kali didirikan, kerajaan ini diperintah beberapa wangsa, di antaranya Wangsa Warmadewa, Wangsa Jaya dan Wangsa Singasari (Singosari).
IPHEDIA.com - Kerajaan Bali merupakan kerajaan kuno di Pulau Bali yang berdiri antara awal abad ke-10 hingga abad ke-20 Masehi.
Kerajaan Bali pusat kerajaannya berada di sekitar Pejeng atau Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
Kerajaan Bali didirikan Sri Kesari Warmadewa (882-914 M) dari Dinasti Warmadewa.
Sejak pertama kali didirikan, kerajaan ini diperintah beberapa wangsa, di antaranya Wangsa Warmadewa, Wangsa Jaya dan Wangsa Singasari (Singosari).
Salah satu keluarga atau wangsa terkenal yang memerintah di Bali dari Wangsa Warmadewa.
Hal tersebut dapat diketahui dari Prasasti Blanjong berangka 914 yang ditemukan di Desa Blanjong, dekat Sanur, Denpasar, Bali.
Dalam Prasasti Blanjong bertulisan Nagari (India) dan sebagian berbahasa Sanskerta ini diberitakan bahwa raja yang memerintah saat itu Raja Khesari Warmadewa (raja pertama).
Raja Khesari Warmadewa kemudian digantikan oleh Ugrasena (915-942) dan Raja Tabanendra Warmadewa.
Kemudian, tahta raja dilanjutkan Jayasingha Warmadewa, Jayashadu Warmadewa, Sri Wijaya Mahadewi dan Dharma Udayana Warmadewa.
Selain raja pertama Kerajaan Bali, Kesari Warmadewa, raja yang terkenal di Kerajaan Bali adalah Dharma Udayana Warmadewa atau Udayana (989-1011 M).
Kemudian, raja terkenal lainnya Marakata Pangkaja (1011-1022 M), Anak Wungsu (1049-1077 M), Sri Jayasakti (1133-1150 M) dan Sri Astatura Ratna Bhumi Banten (1337-1343 M).
Bedahulu raja terakhir yang memimpin Kerajaan Bali. Semasa itu, pemerintahannya ditaklukkan oleh Mahapatih Gajah Mada.
Dengan adanya penaklukan ini, wilayah Kerajaan Bali menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Selama masa memerintah, raja-raja di Kerajaan Bali meninggalkan bukti kejayaannya, berupa candi, pura dan beberapa prasasti.
Peninggalan Kerajaan Bali itu, di antaranya Candi Padas di Gunung Kawi, Candi Mengening, Candi Wasan dan Pura Agung Besakih.
Di samping candi dan pura, ada juga sejumlah peninggalan prasasti, seperti Prasasti Blanjong, Prasasti Panglapuan, Prasasti Gunung Panulisan serta prasasti-prasasti di masa Anak Wungsu. (*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.