Sejarah Krakatau dan Berpetualang Seru di Gunung Anak Krakatau (11)

 
Sebagai salah satu cagar alam di Indonesia yang diakui UNESCO, Gunung Anak Krakatau memang layak sebagai destinasi wisata. Tapi, situasi sekarang masih belum memungkinkan. Wabah virus corona baru (Covid-19) menjadi penyebabnya.

IPHEDIA.com - Kini, peristiwa tsunami telah berlalu. Gunung Anak Krakatau meski masih mengeluarkan abu vulkanik tetapi tetap bisa dinikmati oleh para wisatawan, termasuk juga traveler. Gunung Anak Krakatau menyimpan petualangan seru yang asyik buat traveler. Kondisi medan pendakian Krakatau juga tidak se-ekstrim gunung-gunung di Pulau Jawa.

Meski tak se-ekstrem gunung lainnya, namun traveler harus tetap waspada. Di awal jalur pendakian traveler akan melewati hutan yang cukup rimbun dan kemudian perlahan hutan mulai terbuka. Sedikit demi sedikit medan hutan berubah menjadi jalanan berpasir hitam dengan banyaknya bebatuan terhampar di sepanjang jalur.

Setibanya traveler di bukit Anak Gunung Krakatau akan disuguhi pemandangan yang luar biasa. Sebenarnya dari posisi bukit ini ada gunung yang lebih tinggi lagi di depannya. Tapi, biasanya wisatawan hanya boleh sampai pada titik ini dikarenakan kondisi anak gunung ini masih aktif dan masih mengeluarkan asap dari kawahnya.

Selain dapat melihat Gunung Anak Krakatau di depan, dari atas bukit ini traveler juga dapat melihat hamparan laut luas di sekeliling, juga terlihat Pulau Rakata (terlihat seperti gunung) dan Pulau Panjang. Sedangkan, Pulau Sertung berada di balik Anak Gunung Krakatau.

Untuk menuju ke lokasi Gunung Anak Krakatau, seperti yang sebelumnya sudah IPHEDIA.com disebutkan, ada tiga rute yang bisa traveler tempuh. Rute pertama lewat Pelabuhan Canti di Kalianda. Kemudian, rute kedua lewat Pelabuhan Ikan. Dari sini traveler musti sewa perahu motor dari Pelabuhan Pendaratan Ikan di Kalianda, Lampung Selatan.

Selanjutnya, rute ketiga lewat Anyer. Jika traveler tinggal atau dari Jawa tidak perlu menyeberang lagi ke Bakauheni. Traveler bisa langsung berangkat ke Pelabuhan Anyer di Banten.

Sebagai salah satu cagar alam di Indonesia yang diakui UNESCO, Gunung Anak Krakatau memang layak sebagai destinasi wisata. Tapi, situasi sekarang masih belum memungkinkan. Wabah virus corona baru (Covid-19) menjadi penyebabnya.

Untuk saat ini agar terhindar dari penyebaran Covid-19, traveler disarankan perbanyak kegiatan dirumah, jaga jarak dengan orang lain, hindari kerumunan, rajin mencuci tangan dan terapkan pola hidup sehat. Traveler bisa berwisata di lain waktu, masih banyak kesempatan untuk menikmati pesona wisata yang layak dikunjungi. Bersambung ke Episode 4: Sensasi Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera di Lampung (1). (Akhmad Sadad)


Baca: Sensasi Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera di Lampung (1)
Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top