Membuat Produk Tulisan, Kuasai Empat Kategori Kemampuan Ini

 
Dalam Anda menulis usahakan kalimat-kalimat yang pendek. Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan sebuah tolak ukur yang penting. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek.

IPHEDIA.com - Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. 

Sudut pandang tersebut, antara lain kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis serta hasil dari produk menulis itu sendiri.

Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan kedua sudut pandang tersebut menghasilkan pembagian produk menulis yang terbagi ke dalam empat kategori.

Keempat kategori itu, yakni karangan narasi, eksposisi, deskripsi dan argumentasi. Dalam menulis, Anda di antaranya harus dapat memenuhi klasifikasi itu.

Karangan berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran.

Karangan juga dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang, yang disebut dengan pemaparan (eksposisi). 

Penulis berusaha memaparkan kejadian atau sesuatu masalah secara analisis, terperinci dan memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. 

Dalam tulisan eksposisi, lebih diutamakan informasi yang akurat, lengkap dan jelas; tidak bertele-tele.

Eksposisi, tulisan yang lebih sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi atau artikel pada surat kabar, majalah dan sebagainya. 


Tulisan ekposisi menekankan pada pemaparan serta berusaha menjelaskan atau menerangkan. 

Untuk menulis karangan eksposisi, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya.

Penulis eksposisi harus dapat memperluas pengetahuan dengan berbagai cara, seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji dari hasil penelitian.

Penulis eksposisi melakukan wawancara, merekam pembicaraan dengan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.

Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik, pikiran utama dan pikiran penjelas harus di organisir dalam bentuk kerangka karangan. 

Kerangka karangan itu umumnya dibagi dalam tiga bagian,  yaitu bagian pembuka (pendahuluan), pengembangan (isi) dan penutup yang merupakan penegasan ide. 

Bila karangannya bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub bagian yang lebih rinci. 

Dalam karangan seperti itu dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.

Sedangkan, pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan dinamakan karangan deskrisi.  

Seorang penulis deskripsi, mengharapkan pembacanya mengerti, memahami dan bahkan lebih jauh dari itu melalui tulisannya. 

Penulis melihat apa yang dilihat, dapat mendengar apa yang didengar, merasakan apa yang dirasakannya serta sampai kepada kesimpulan yang sama dengannya. 

Dari sini bisa disimpulkan, deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera yang disampaikan dengan kata-kata.

Sementara, corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu disebut kisahan (narasi). 


Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau dialami oleh penulisnya. 

Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik, ditulis dalam banyak paragraf, panjang dan tidak membosankan.

Untuk corak tulisan bertujuan membuktikan pendapat dari penulis, meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapatnya dinamakan argumentasi. 


Argumentasi dimaksudkan berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti atau hasil-hasil penalaran.

Selain itu, karangan yang berisi pemaparan berdaya-ajuk, ataupun paparan berdaya himbau dapat membangkitkan ketergiuran pembaca. 

Hal ini untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.

Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.

Kejelasan, azas pertama dan utama bagi hampir semua tulisan, khususnya ragam karangan faktawi. 

Karangan yang kabur, ruwet dan gelap akan membosankan pembacanya. Karangan yang jelas lebih mudah di mengerti oleh pembaca. 

Setiap orang pastinya menyukai karangan yang dapat di pahami tanpa susah payah. 

Karangan yang jelas, tidak berbelit-belit serta tak berlebihan, justru akan enak untuk dibaca.

Karenanya, dalam Anda menulis usahakan kalimat-kalimat yang pendek, mudah dimengerti dan dipahami. 

Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan sebuah tolak ukur yang penting. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. 

Pemakaian kalimat yang panjang harus Anda imbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan tulisan. (Akhmad Sadad/IP)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top