Pada masa Dinasti Sung, pelayaran di Kerajaan Tiongkok telah berkembang dengan pesat. Mereka melakukan ekspedisi ke berbagai wilayah, salah satunya ke Indonesia.
IPHEDIA.com - Keberadaan nama Jambi sudah dikenal dari zaman dulu, baik dari sumber asing maupun tulisan/catatan hingga temuan berbagai peninggalan di zamannya.
Jambi sekarang merupakan nama kota (Kota Jambi) dan juga Provinsi Jambi yang berada di Pulau Sumatera, Indonesia.
Sejarah Dinasti Sung (Song) yang memimpin kerajaan di Tiongkok sejak 960-1279 Masehi menyebut jika Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) bersemayam di Chan-pi (Jambi).
Pada masa Dinasti Sung, melansir Indephedia.com, pelayaran di Kerajaan Tiongkok telah berkembang dengan pesat. Mereka melakukan ekspedisi ke berbagai wilayah, salah satunya ke Indonesia.
Selain itu, mereka juga menuliskan catatan perjalanannya yang detail ke Nusantara dalam “Catatan Sejarah Dinasti Sung”.
Dalam catatan itu disebutkan, utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di istana Kaisar China pada tahun 853 Masehi dan menyusul utusan kedua tiba pada tahun 871 Masehi.
Sementara, berita China, Ling Pio Lui (890-905 Masehi) juga menyebut Chan-pi (Jambi) mengirim misi dagang ke China.
Dari berita-berita China ini mengidenfifikasikan bila keberadaan Jambi (Chan-pi) sudah ada dan dikenal pada abad ke 8-9 Masehi.
Perkembangan pelayaran hingga hubungan perdagangan menjadikan Jambi semasa itu sudah dilabuhi oleh orang-orang dari China.
Dalam sejarahnya, Kerajaan Song (Dinasti Sung/Song) memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan Chola di India, Fatimiyah di Mesir dan Sriwijaya di Pulau Sumatera, Indonesia.
Kemudian, Kekhanan Kara-Khanid dari Asia Tengah dan kerajaan-kerajaan lainnya yang juga menjadi mitra dagang dengan Jepang.
Selain dengan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Song juga di antaranya menjalin kerjasama dengan Kerajaan Mataram Kuno (Kerajaan Medang) di Jawa Tengah. (SJ/IND)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.