Wisata Sejarah Situs Megalitik Batu Brak Lampung Barat

 

Situs ini pertama kali ditemukan oleh rombongan Transmigrasi Biro Rekontruksi Nasional dari Subang tahun 1951. Sedangkan, penelitian awal baru dilakukan 30 tahun kemudian oleh Profesor Ares Sukendar.




IPHEDIA.com - Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, selain terkenal dengan panorama Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, juga menyimpan situs megalitikum yang berharga, dikenal dengan Situs Batu Brak di Pekon Purawijaya. 


Pekon Purawijaya, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kebon Tebu. Desa ini berada di perbatasan dengan Bukit Kemuning, Lampung Utara.

Situs megalitikum Batu Brak menempati lahan seluas 3,5 hektar. Situs ini pertama kali ditemukan oleh rombongan Transmigrasi Biro Rekontruksi Nasional dari Subang tahun 1951. 


Sedangkan, penelitian awal baru dilakukan 30 tahun kemudian oleh Profesor Ares Sukendar. Awal mulanya kawasan situs ini berupa area perkebunan kopi warga setempat.

Di kompleks Situs Batu Brak ditemukan sekira 40 buah batu menhir, 38 batu dolmen, dua batu datar, dan beberapa batu kelompok. 


Keberadaannya bukan tidak mendapat perhatian pemerintah sama sekali, buktinya pada tahun 1984 dan 1989 situs ini telah dipugar. 


Pemugaran dilakukan dengan mereposisi dan merekonstruksi batuan yang sempat terpisah dari posisi aslinya lantaran efek dari bencana alam yang pernah terjadi.

Selain ditemukan Situs Batu Brak di daerah Kecamatan Kabon Tebu, juga ditemukan 8 situs lainnya, masing-masing bernama Situs Batu Jagur, Batu Tameng, Telaga Mukmin, Cabang Dua, Batu Jaya dan Air Ringkih. 


Karena menyimpan nilai sejarah yang tinggi, tempat ini seringkali digunakan sebagai lokasi penelitian para ilmuwan dari dalam dan luar negeri.

Hingga kini, situs ini belum dibuka untuk kepentingan wisata komersil, pengunjung yang datang tidak dikenakan biaya. 


Selain itu, pemda setempat memang sengaja menggratiskan situs ini sebagai bentuk kepedulian terhadap penyediaan ruang belajar sejarah yang murah meriah. 


Hanya saja pengelola menekankan agar setiap pengunjung tidak merusak peninggalan sejarah yang ada di kawasan tersebut. (as/ip)


Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top