Kendati kanker darah merupakan penyakit genetik, tapi perubahan gen pada penderita kanker darah terjadi secara spontan dan tiba-tiba. Perubahan ini tidak diturunkan, melainkan terjadi ketika sudah berkembang dalam tubuh.
IPHEDIA.com - Kanker darah Itu leukimia atau bukan sih? Biar tidak keliru memahami apa dan bagaimana kanker darah sehingga tidak mudah percaya dengan mitos-mitos yang berseliweran di luar sana, Konsultan Senior Hematologi di Parkway Cancer Center (PCC), Singapura, Lim ZiYi, seperti yang IPHEDIA.com kutip dan rangkum serta mengulasnya seperti berikut ini.
1. Tanaman dolar bisa menjadi penyebab leukimia
Pernah muncul berita yang mengatakan tanaman dolar bisa menyebabkan kanker darah. Padahal, anggapan ini sangat keliru. Meski tanaman ini beracun dan bisa menyebabkan gatal-gatal atau iritasi jika tertelan, namun studi yang dilakukan oleh Lembaga Pengetahuan Indonesia membuktikan tanaman ini tidak menyebabkan leukimia.
Kenyataannya, dari hasil penelitian tanaman dolar hanya mengandung oksalat yang dapat menimbulkan perasaan gatal, namun bukan merupakan zat karsinogen yang dapat memicu leukimia.
2. Kanker darah termasuk penyakit keturunan
Tak sedikit yang beranggapan bahwa kanker darah adalah penyakit keturunan. Padahal, kendati kanker darah merupakan penyakit genetik, tapi perubahan gen pada penderita kanker darah terjadi secara spontan dan tiba-tiba. Perubahan ini tidak diturunkan, melainkan terjadi ketika sudah berkembang dalam tubuh.
Beberapa faktor risiko yang sudah terbukti bisa memicu kanker darah adalah paparan terhadap kemoterapi, radiasi, atau zat kimia tertentu yang digunakan di industri petrokimia seperti benzena.
3. Kanker darah itu sama dengan leukimia
Banyak orang yang mengira bahwa kedua penyakit ini sama. Kanker darah itu sama dengan leukimia. Memang benar, tapi persisnya, leukimia adalah salah satu dari tiga jenis kanker darah selain limfoma dan myeloma.
Leukimia terjadi akibat pertumbuhan sel darah putih yang abnormal. Limfoma menyerang kerja kelenjar getah bening dan sistem limfatik, biasanya disebut penyakit getah bening. Sedangkan myeloma terbentuk dari sel plasma ganas.
4. Kanker darah baru bisa dideteksi saat sudah stadium akhir
Jangan cemas dulu, kanker darah bisa dideteksi dini dengan memeriksakan gejala yang kerap timbul seperti demam berkepanjangan, penurunan berat badan secara drastis, dan munculnya pembengkakan pada getah bening untuk jenis limfoma.
Pengecekan kesehatan khususnya jumlah sel darah bisa mengetahui kondisi darah dan kanker dalam tubuh. Jadi nggak ada istilah ‘stadium’ atau penanganan terlambat pada kanker darah. Pasalnya, kanker jenis ini menyerang sel darah yang beredar di seluruh tubuh.
5. Donor sumsum tulang belakang harus berasal dari keluarga pasien
Berlawanan dengan mitos yang beredar, pasien bisa mendapatkan transplantasi sumsum tulang belakang atau sel punca (stem cell) dari donor selain keluarga atau yang nggak memiliki hubungan darah. Bahkan, pasien juga bisa mendapatkan donor sumsum tulang belakang dari stok darah tali pusat yang tersimpan di bank darah tali pusat.
Pendonornya sendiri tidak akan merasakan efek samping yang berkepanjangan selain merasa sakit dan kelelahan paling lama seminggu setelah proses donor. Kemajuan teknologi saat ini membuat proses donor tidak memerlukan operasi yang berat.
6. Kanker darah sulit disembuhkan
Penderita kanker darah tidak lantas tinggal menunggu ajal saja karena penyakitnya belum atau tidak bisa disembuhkan. Hingga kini sudah ada berbagai terobosan di ilmu kedokteran yang bisa membantu penyembuhan kanker darah. Faktor kunci yang paling utama adalah diagnosis awal yang tepat dan perawatan yang sesuai dengan kondisi spesifik yang dialami pasien.
Demikian sejumlah penjelasan yang sering beredar tentang kanker darah. Semoga tulisan ini tidak lagi menjadikannya kesalahpahaman dan tidak memperburuk keadaan para penderita dan keluarga pasien kanker darah ya. Mudah-mudahan bermanfaat! (*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.