Pembelajaran Berdiferensiasi Upaya Menguatkan Murid dengan Keragaman Kebutuhan Belajar

 

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9

Oleh: Eko Nugrahanto, S.ST

ARTIKEL ini merupakan pembelajaran Modul 2.1 dengan pembahasan tentang Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran ini CGP mencoba mengkaitkan antar materi yang menghubungkan materi sebelumnya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini akan membantu CGP mengambil inti dari setiap materi dan bagaimana mengimplementasikannya.

Ada tiga pertanyaan pemantik sebagai kerangka pemahaman yang diberikan. Pertama, apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?

Naluri seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran tentunya sudah cukup memahai akan kondisi siswa di kelasnya. Beragam siswa dengan perbedaan gaya belajar, kemampuan berfikir serta kebutuhan belajar tentu di sadari oleh guru biarpun belum terstruktur dan sistematis. Kondisi ini pula akan membuat seorang guru menggunakan beberapa cara  atau strategi dalam memenuhi kebutuhan siswa. 

Pemikiran saya dalam proses pembelajaran sebelum mempelajari modul 2.1 ini memang belum berfokus pada pembelajaran yang memperhatikan minat bakat dari murid memang pada pemenuhan kebutuhan murid untuk mendapatkan knowledge sesuai dengan target kurikulum. 

Setelah mendapatkan pemahaman terkait dengan pembelajaran yang berpihak pada murid, saya semakin termotivasi untuk memberikan proses pembelajaran dengan berbagai metode agar murid bisa belajar dengan nyaman dan konsep tersampaikan secara maksimal. 

Oleh karena itu, saya mengubah pemikiran untuk pembelajaran yang bukan hanya melihat kebutuhan murid tetapi juga lebih melihat pada minat dan kemampuan murid dikelas, walaupun saya lakukan secara bertahap.

Pertanyaan kedua, bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Perubahan pemikiran tersebut sangat kuat memotivasi diri saya dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dikelas. Hal ini dikarenakan perubahan baik yang saya coba di awal pembelajaran dengan metode yang sangat sederhana, diawali dengan assesmen diagnostik, ternyata memberikan hal positif yang luar biasa dalam pendangan maupun pemahaman saya terhadap proses pembelajaran seutuhnya.

Pertanyaan ketiga, bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Tantangan yang langsung dirasakan adalah tantangan adminitrasi bagaimana sebuah strategi pembelajaran bisa di katakana pembelajaran berdiferensiasi harus memenuhi kriteria konsep sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan asesmen semua harus terkdomentasi dengan memenuai kriteria adminitrasi biarpun penerapan  sudah saya lakukan secara sederhana, dan hal ini terkadang justru guru di sibukkan dengan kegiatan ini. 

Oleh sebab itu, saya mencoba untuk tetap bersikap dan berfikir positif dan optimis dengan terus menjaga diterminasi dengan cara terus membersamai siswa dengan semangat memberikan yang terbaik buat mereka.

Refleksi yang bisa saya lakukan terhadap perjalanan pembelajaran dengan merespon dari beberapa pertanyaan di antaranya, sehingga Calon Guru Penggerak, bisa menarik kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas. 

Kemudian, bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Lalu, bagaimana guru melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

Kesimpulan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pelaksanaan di Kelas

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang diawali observasi atau asessmen untuk melihat gambaran kaarakteristik murid seperti pada gaya belajar atau kemampuan pemahamannya. 

Jadi, pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan murid dengan melihat aspek kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. 

Hal ini selaras dengan pendidikan yang di tekankan sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewatara, yaitu pendidikan yang berpihak pada anak, dan pada pembelajaran berdiferensiasi mengakomodir hal tersebut karena memperhatikan kebutuhan belajar murid.

Komitmen seluruh warga kelas, terutama guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

Selain itu, bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang memberikan murid mendapatkan dudkungan selama proses pemebalajaran hingga mencapai tujuan pembelajaran sesuai kebutuhannya.

Dalam manajemen kelas yang efektif, bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. 

Pada penilaian berkelanjutan, bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas, yaitu dengan beberapa cara, di antaranya:

Menentukan tujuan pembelajaran; Menganalisis kebutuhan belajar dengan melakukan asesmen diagnostik (kognitif dan non kognitif) dan melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan aspek kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid.

Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi konten, proses, dan produk dan mengimplementasikan rencana pembelajaran berdiferensiasi di kelas. 

Kemudian, melakukan asesmen/penilaian berdiferensiasi berdasarkan teknik penilaian: assesment for learning (penilaian untuk pembelajaran), assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran, learning of assessment (penilaian akhir pembelajaran). Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. 

Kebutuhan belajar murid tidak sama sehingga guru sebagai fasilitator harus dapat memahami dengan berbagai cara agar kebutuhan belajar murid yang beragam dapat di penuhi antara lain melalui pembelajaran berdiferensiasi, sehingga hasil yang dicapai dapat optimal. 

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa keunggulan seperti memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, di kegiatan pembelajarannya kebutuhan murid dapat dipenuhi, lingkungan belajar yang nyaman untuk murid karena sesuai dengan kemammpuan dan keinginannya, dan penilaian yang berkelanjutan.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu murid mencapai hasil belajar yang optimal dengan menerapkan 3 (tiga) strategi pembelajaran diferensiasi yaitu diferensiasi konten bahwa guru perlu menyesuaikan konten (materi pembelajaran) dengan kebutuhan belajar murid yang beragam.

Selanjutnya, diferensiasi proses bahwa proses belajar yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan murid. Proses ini mengacau pada bagaimana murid memahami dan memaknai apa yang terjadi serta diferensiasi produk bahwa guru memodifikasi tagihan produk yang akan dihasilkan murid disesuaikan dengan konten yang dipelajari dan proses yang telah terlewati.

Kaitan antara materi dalam modul 2.1 dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak, antara lain: 

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 

Nilai dan peran guru penggerak merupakan bagian penting yang memfasilitasi pembelajaran dapat berpihak pada murid dan salah satu nilai yaitu berpihak pada murid, hal ini selaras dengan pembelajaran diferensiasi yang dapat diimplementasikan di kelas.

Visi guru penggerak memberikan ruang kepada murid untuk dapat mengoptimalkan potensi dari minat dan bakatnya sehingga murid dapat kuat dan mandiri, salah satu metode yang digunakan yaitu pembelajaran diferensiasi

Budaya positif yang dikembangkan di sekolah memiliki tujuan pembentukan karakter baik pada murid. Hal ini di pengaruhi oleh pembelajaran yang nyaman dan berpihak pada murid dengan memperhatikan kebutuhan belajarnya, pada pembelajaran diferensiasi melalui konten, proses maupun produknya dapat mengoptimalkan hal tersebut.

Demikian kesimpulan pada koneksi antar materi modul 1.2, Pembelajaran Berdiferensiasi semoga dapat memberikan manfaat dan senantiasa menumbuhkan keyakinan untuk terus berbuat yang terbaik bagi peserta didik sebagai orientasi pada pembelajaran kita. (*)

EKO NUGRAHANTO, S.ST., CGP Angkatan 9 SMKN 1 Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Provinsi Lampung.


Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top