Kesultanan Siak Sri Inderapura, Kerajaan Islam di Riau

 
Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864), pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke Kota Siak Sri Indrapura.

Sumber Foto: Wikipedia

IPHEDIA.com - Kerajaan Siak Sri Indrapura berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. 

Kerajaan Islam di Pulau Sumatera ini didirikan oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah pada tahun 1723. 

Raja Kecik putera Raja Johor, Sultan Mahmud Syah, dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. 

Asal muasal nama Siak konon berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan, yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ. 

Sebelum Kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada di bawah kekuasaan Johor. Mereka yang memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan diangkat oleh Sultan Johor. 

Walaupun Kerajaan Siak awal berdirinya di Buantan, akan tetapi pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan. Pusat kerajaan selalu berpindah-pindah.

Dari Kota Buantan, pusat kerajaan pindah ke Mempura, kemudian pindah ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura. 

Di masa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864), pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke Kota Siak Sri Indrapura. 

Kepindahan antara tahun 1827-1864 itu memantapkan pusat Kerajaan Siak menetap di sana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.

Pada masa Sultan ke-11, yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang memerintah pada tahun 1889-1908, dibangunlah istana yang megah. 

Istana Kesultanan yang terletak di Kota Siak yang dibangun tahun 1889 ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah. 

Setelah wafat, beliau digantikan oleh putra Tengku Sulung Syarif Kasim yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia. 

Baru pada tahun 1915 penerus takhta itu ditabalkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin. 

Terakhir, Sultan Siak ke-12 ini terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani atau Sultan Syarif Kasim II. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top