Ilustrasi planet Jupiter panas HD 209458b yang mengitari bintang induknya. (Foto: NASA, ESA dan G. Bacon) |
IPHEDIA.com - Planet seukuran Jupiter yang mengorbit di dekat bintang-bintangnya telah menjungkirbalikkan gagasan tentang bagaimana planet raksasa terbentuk. Menemukan anggota muda dari kelas planet ini dapat membantu menjawab pertanyaan kunci.
Untuk sebagian besar sejarah manusia, pemahaman tentang bagaimana planet terbentuk dan berevolusi didasarkan pada delapan (atau sembilan) planet di tata surya. Tetapi selama 25 tahun terakhir, penemuan lebih dari 4.000 exoplanet atau planet di luar tata surya mengubah semua itu.
Di antara yang paling menarik dari dunia yang jauh ini adalah kelas planet ekstrasurya yang disebut Jupiter panas. Mirip ukurannya dengan Jupiter, planet-planet yang didominasi gas ini mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya, mengitari hanya dalam 18 jam.
Penelitian baru di Astronomical Journal melaporkan pendeteksian planet ekstrasurya HIP 67522 b, yang tampaknya merupakan Jupiter panas termuda yang pernah ditemukan. Planet ini membutuhkan waktu sekitar tujuh hari untuk mengorbit bintangnya, yang memiliki massa mirip dengan Matahari.
Terletak hanya sekitar 490 tahun cahaya dari Bumi, HIP 67522 b sekitar 10 kali diameter Bumi, atau dekat dengan Jupiter. Ukurannya mengindikasikan ia planet yang didominasi gas.
HIP 67522 b diidentifikasi sebagai kandidat planet oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA, yang mendeteksi planet-planet melalui metode transit.
Para ilmuwan mencari penurunan kecil dalam kecerahan bintang, yang menunjukkan bahwa sebuah planet yang mengorbit telah lewati antara pengamatan dan bintang.
Bintang-bintang muda cenderung memiliki banyak bercak-bercak gelap di permukaan mereka - bintang-bintang juga disebut bintik matahari ketika mereka muncul di Matahari - yang dapat terlihat mirip dengan planet yang sedang transit.
Para ilmuwan menggunakan data dari observatorium inframerah NASA yang baru-baru ini pensiun, Spitzer Space Telescope, untuk mengkonfirmasi bahwa sinyal transit berasal dari sebuah planet dan bukan sebuah bintang.
Metode lain dari deteksi planet ekstrasurya telah memberikan petunjuk tentang keberadaan Jupiter muda yang lebih muda, tetapi tidak ada yang dikonfirmasi.
Penemuan ini menawarkan harapan untuk menemukan lebih banyak Jupiter muda yang panas dan belajar lebih banyak tentang bagaimana planet terbentuk di seluruh alam semesta.
"Kita bisa belajar banyak tentang tata surya kita dan sejarahnya dengan mempelajari planet-planet dan hal-hal lain yang mengorbit Matahari," kata Aaron Rizzuto, seorang ilmuwan planet ekstrasurya di University of Texas di Austin yang memimpin penelitian.
"Tapi kita tidak akan pernah tahu seberapa unik atau seberapa umum tata surya kita kecuali kita di luar sana mencari exoplanet. Ilmuwan exoplanet mencari tahu bagaimana tata surya kita cocok dengan gambaran yang lebih besar tentang pembentukan planet di alam semesta," tambahnya. (*)
Sumber: Nasa.gov
Alih Bahasa: Redaksi IPHEDIA.com
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.