Dengan mengkonsunsi buah-buahan tersebut secara teratur dan porsi yang sesuai, seseorang akan dapat mencegah dan mampu mengatasi penyakit kanker, menurut penelitian itu.
IPHEDIA.com - Sederetan buah paling ampuh yang diklaim ilmuan mampu mengatasi penyakit kanker, di antaranya lemon, cranberry, apel, anggur, dan stroberi. Sedikitnya ada 11 buah-buahan yang diambil sebagai sampel dalam penelitian dan dibandingkan dengan kekuatannya dalam menumpas sel kanker.
Pada Mei 2013 lalu, Michael Greger M.D. FACLM mengutip sejumlah jurnal ilmiah terkait kemampuan 11 buah-buahan yang umum dijumpai untuk menekan pertumbuhan sel kanker secara in vitro.
Perbandingan dilakukan untuk mengetahui buah apa yang paling efektif dari mulai apel, pisang, cranberry, anggur, lemon, jeruk, persik, pir, nanas, stroberu, dan grapefruit. Dari perbandingan tersebut kemudian diketahui lemon, cranberry, apel, anggur, dan stroberi merupakan lima besar buah yang paling efektif menumpas sel kanker.
Dengan mengkonsunsi buah-buahan tersebut secara teratur dan porsi yang sesuai, seseorang akan dapat mencegah dan mampu mengatasi penyakit kanker, menurut penelitian itu.
Dikemukan, senyawa aktif dalam 11 buah-buahan itu efektif dalam menumpas kanker dengan kadar yang bervariasi dari yang tertinggi hingga terendah. Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan abnormal suatu sel yang menghasilkan benjolan atau tumor yang bisa menyebar atau bermetastasis ke berbagai area tubuh yang lain.
Untuk mencegah dan mengatasi berbagai jenis kanker, termasuk payudara, prostat, kolorektal, dan kulit, diet dan gaya hidup memainkan peran yang penting. Diet yang fokus pada makanan immune-boosting khususnya G-BOMS itu sangat krusial untuk melawan kanker. G-BOMS terdiri atas greens (sayuran hijau), beans (kacang-kacangan), mushrooms (jamur), berries, dan seeds/nuts (biji-bijian). (*)
No comments:
Write commentSiapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.