Tradisi Adat Paradje, Budaya Melayu Sanggau yang Jadi Agenda Tahunan

 
Kini, Festival Paradje terus berkembang, tak hanya kegiatan ritual, pawai, pemberian bintang gelar penghormatan kekerabatan, festival ini juga semakin meriah dengan diadakannya sejumlah perlombaan.

IPHEDIA.com - Paradje merupakan tradisi adat yang telah dilakukan masyarakat Melayu di Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, sejak dulu dan masih bertahan hingga kini. Tradisi ini bertujuan untuk menangkal dan menolak bala bencana, serta membersihkan wilayah dari hal-hal yang dianggap dapat membawa kesialan.

Paradje yang artinya pembersih negeri yang sudah dilaksanakan para leluhur Keraton Sanggau terdahulu itu, sekarang menjadi event budaya dan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Sanggau. Setelah Karnaval Paradje sampai di area keraton, biasanya ritual dilanjutkan Tolak Ajong dan Tabur Bunga.

Selain agenda rutin, saat ini Paradje ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Festival Paradje setiap tahun dihadiri para raja domestik hingga mancanegara. Kasultanan Brunei Darussalam dan Keraton Malaysia pun mengirimkan dutanya. Bahkan, diundang pula raja-raja dari Kerajaan Ketapang, Sekadau, Tayan, juga Landak dan lainnya.

Kini, Festival Paradje terus berkembang, tak hanya kegiatan ritual, pawai, pemberian bintang gelar penghormatan kekerabatan, festival ini juga semakin meriah dengan diadakannya sejumlah perlombaan, di antaranya dendang melayu, hadrah, sampan bidar, pergelaran busana Melayu, pangkak gasing, jepin, ditambah hiburan, dan lainnya. (as/ip)
Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Berkomentarlah dengan nama yang jelas dan bukan spam agar tidak dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top